Kamis, 07 Maret 2013

"Futur"



Assalamu’alaikum..
Semoga yang menyempatkan diri untuk membaca “tulisan saya” (lagi) senantiasa mendapatkan ilmu dan rahmat juga berkah dari-Nya. Aamiin.. ^^
Setelah menyapa, kali ini seperti biasa, selalu memberi tahu tujuan dan karena apa tulisan-tulisan saya ada. ^^ Jawabannya tetap akan sama : tujuannya adalah menginspirasi banyak insan-insan shalih/ah dan berlandaskan alasan karena –ini pengalaman pribadi- yang insyaAllah akan senantiasa mencurahkan ilmu kepada yang membaca. Aamiin ^^
“Cek I Do Te”
            Tak terasa kurang lebih 2 minggu aku nikmati liburanku dengan membagi waktu di Medan, Pakam, Galang, dan saat mengetik tulisan ini aku sedang berada di depan Lapy kesayangan bertempat di BT.Pom Oil Mill, Muko-Muko, Bengkulu.
            Li-bu-ran. Ya, 1 kata yang siapa sih tidak mau menikmatinya? Semua yang punya aktivitas tertentu bahkan meskipun tidak kerja dan hanya di rumah saja mau jika diajak untuk berlibur. Ya kan? Tapi disini, bukan liburannya yang akan dibahas, melainkan apa saja pelajaran yang didapat dari liburan kurang lebih 2 minggu yang telah aku lalui. *.*
            Pagi ini, ntah mengapa ada hasrat ingin berbagi ilmu lagi kepada pembaca, tentang bagaimana jiwa yang masih perlu banyak belajar dan berbenah diri ini menyampaikan pengalaman rasa yang mungkin juga sering kalian rasakan. “FUTUR” Ya, liburan telah membuatku nyaris futur atau memang lagi dititik pusat keFuturan itu dan selama kefuturan itu menemani, aku sadar akan satu hal kawan. Kalian ingin tahu? ^^ “Aku menyadari bahwa aku tidak bisa sendiri, aku harus memiliki seseorang yang senantiasa mengingatkanku untuk terus meningkatkan iman.” Ya, pagi ini, hal itu yang aku pikirkan, sampai pada selesai membereskan rumah, aku melihat tumpukan buku-buku kusam kepunyaan Ayah tersusun rapi dan mulai aku baca tiap judulnya sampai dimana aku menemukan satu judul yang menurutku sangat menginspirasi untuk pembuatan tulisan ini, yakni : “Yang Menguatkan dan Yang Membatalkan Iman.” Huuuufffhh (buang nafas dulu ya?). hehe. Buku karya Dr. Muhammad Na’im Yasin itu, jujur, hanya judulnya saja yang aku baca dengan sesekali membuka halamannya. (hanya membaca judul besar tiap halaman) hehe, tapi dari sekedar judul bukunya, aku terinspirasi untuk menuliskan tentang “Futur” yang belakangan ini aku alami. Yang semoga kalian tidak mengalaminya, karena akan sangat penuh dengan usaha lagi untuk membangkitkan rasa cinta dan ketaatan kepada Allah jika futur itu berkepanjangan, tapi Alhamdulillah, CUKUP futur itu menemaniku 2 minggu belakangan ini, tidak untuk kedepannya. Aamiin. Langsung saja deh, dengan ditemani hujan dan lagu-lagu Edcoustiq mari tarikan jari-jarimu, Princess Shalihah.. {}
Bismillahirrahmaanirrahiim. Untukku, Untukmu, Untuk kita. ^^
            Apa sih definisi Futur? Penyebabnya apa? Trus solusinya bagaimana?
·         Definisi
Definisi ini aku ambil dari Artikel Online Hasan Albanna
-Futur, secara bahasa mempunyai dua makna, pertama yaitu terputus setelah bersambung, terdiam setalah bergerak terus. Kedua yaitu malas, lamban atau kendur setelah rajin bekerja.
Futur secara istilah merupakan suatu penyakit yang dapat menimpa seseorang yang berjuang di jalan Allah. Futur yang paling ringan menyebabkan seseorang terhenti setelah terus-menerus melakukan ibadah. Ar Râghib berkata, “Futûr ialah diam setelah giat, lunak setelah keras, dan lemah setelah kuat.”
Sedangkan dalam bahasa Arab, Futur berasal dari kata : Fatara – Yafturu – Futurun, yang artinya menjadi lemah.
            Maka, aku menyimpulkan bahwa Futur adalah satu kondisi dimana seorang hamba Allah yang sebelumnya gemar melakukan ibadah yang kemudian malas dan mengulur-ulur waktu untuk melakukan ibadah itu. Menurut sms yang masuk ke Handphoneku dan itu dari Teteh shalihah, (hehe) yang senantiasa memotivasiku untuk terus meningkatkan iman, Futur adalah kondisi dimana kita jauh dari Allah.
            Ya, sudah cukup jelas tho? Sudah mengerti maknanya kan? Jadi, nanti ketika ada teman ente-ente yang bilang, “Aku lagi futur ni (dengan muka sedihnya).” Eh, datang ente nanya ke yang lagi furur, “Emang futur itu apaan?” Wah, gawat. Yang lagi futur makin futur dah tu. Hehe. Ya Allah, jauhkan kami dari kefuturan itu. Aamiin.
            Beranjak dari definisi, kita bahas penyebabnya.

·         Penyebab Futur
Setelah diteliti lebih dalam dan bertanya dalam hati nurani sendiri, “Pudh, apasih yang menyebabkan kamu futur?” Nah, si hati jawab, “Aku sekarang jauh dari insan-insan shalihah yang senantiasa menyemangatiku, intensitas mengkaji Al-qur’anku kurang dan Tilawahnya apalagi serta selama liburan tidak ada mengikuti kajian-kajian keislaman.” Hufh (buang nafas lagi ya?) -_- Ya, salah satu faktor utamanya adalah “Jauh dari mereka, insan-insan shalihah yang senantiasa menyemangatiku.” Eits, bukan berarti aku beribadah selama ini karena ada mereka ya? “TIDAK.” Terkadang, untuk menjaga keimanan kita tetap terjaga, kita butuh orang-orang yang selalu menyemangati kita, kita butuh kajian-kajian tentang islam, kita butuh berbaur dengan mereka membahas tentang islam, agar senantiasa untuk menuju Ridho Allah, islam menjadi perbincangan dari lisan-lisan kita.
“Aku masih berbenah diri, aku pun masih banyak kesalahan, aku insan yang masih lemah iman, namun aku tak mau terus seperti ini, bangkit dan bangkit kembali harus ku lakukan.” (bisikku dalam hati)
So, sekarang aku harus beranjak lagi, bangkit kembali dan meninggalkan masa-masa futur itu, ya, sekarang, bukan nanti. ^^ Dan yang harus aku pelajari adalah, bagaimana aku bisa tetap menjaga keimanan saat atau bahkan jauh dari sahabat-sahabat yang shalihah. (Lah, ingat mereka jadi pengen nangis, kangen berat) :’( “InsyaAllah seminggu lagi kita akan bertemu.” Aamiin. ^^
Untuk lebih tahu dan mengerti penyebab futur, maka aku aku ambil penjelasannya dari Artikel Hasan Al-banna ajj ya? Karena sejatinya diri ini masih perlu banyak belajar dan belum terlalu dalam memahami tentang futur.
Cek I Do Te


-Sebab Futur- (Artikel Hasan Al-Banna) bisa diakses di http://www.hasanalbanna.com/futur-sebab-dan-terapinya/

Pertama, berlebihan dalam Din (Agama).
“Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan atau menjadi berat mengamalkannya.” (H.R. Muslim). Karena itu, amal yang paling di sukai Allah swt. adalah yang sedikit dan kontinyu. “Lakukanlah amal sesuai dengan kemampuanmu karena sesungguhnya Allah tidak merasa bosan sehingga kamu sendiri merasa bosan. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah ialah yang dilakukan secara rutin walaupun sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim).
Kedua, berlebih-lebihan dalam hal yang mubah.
Allah berfirman, “Makan dan minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al A‘raf: 31).
Ketiga, memisahkan diri dari jamaah.
Mengedepankan hidup menyendiri dan berlepas dari jamaah. Jauhnya seseorang dari jamaah membuatnya mudah dimangsa syetan. Rasulullah bersabda: “Syetan itu akan menerkam manusia yang menyendiri, seperti serigala menerkam domba yang terpisah dari kawanannya.” (HR. Ahmad).
Keempat, sedikit mengingat akhirat.
Banyak mengingat kehidupan akhirat membuat seseorang giat beramal. Selalu diingatakan adanya hisab atas setiap amalnya. Sebaliknya, sedikit mengingat akhirat menyulitkan seseorang untuk giat beramal. Ini disebabkan tidak adanya pemicu amal, yaitu untuk mendapatkan pahala di sisi Allah. Rasulullah bersabda: “Sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa. Para shahabat bertanya, “Apa yang Anda lihat wahai Rasulullah?” Aku telah melihat indahnya surga dan ngerinya neraka.” (HR. Muslim).
Kelima, masuknya barang haram ke dalam perut.
Mengkonsumsi sesuatu yang syubhat, apalagi haram. “Barangsiapa menjaga diri dari syubhat, maka ia telah melindungi agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa terjerumus dalam syubhat, maka ia bisa terperosok dalam keharaman.” (HR. Bukhari no. 52, dan Muslim no. 1599).


Keenam, tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan.
“Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka hati-hatilah kamu terhadap mereka.” (QS Al Ahqaf: 14).
Ketujuh, bersahabat dengan orang-orang yang lemah.
Rasulullah bersabda: “Seseorang sangat dipengaruhi teman dekatnya, maka hendaklah ia melihat (selektif) dengan siapa ia berteman.” (HR. Abu Daud).

Kedelapan, spontanitas dalam beramal.
Tidak ada perencanaan yang baik, baik dalam skala individu (fardi) maupun komunitas (jama’i). Amal yang tidak terencana, tidak memiliki tujuan sasaran dan sarana yang jelas, tidak dapat melahirkan hasil yang diharapkan. Karena itu setiap amal harus memiliki minhajiatul amal (sistematika kerja). Hal ini akan membuat ringan dan mudahnya suatu amal.
Kesembilan, jatuh dalam kemaksiatan.
Perbuatan maksiat membuat hati tertutup dengan kefasikan. Jika kondisi ini terjadi,sulit diharapkan seorang juru dakwah mampu beramal untuk jamaahnya. Menjaga diri sendiri saja kesulitan, aplgi orang lain.
            (Mata melotot ke Lapy dan nelen ludah dalam-dalam sambil berkata, “NO, aku tidak mau seperti yang dipaparkan diatas dan aku tidak seperti itu.”) Mengerikan bukan? Ketika jauh dari Allah, maka maksiat akan kita lakoni. Na’udzubillah Min Dzalik. “KATAKAN TIDAK UNTUK FUTUR, TAPI KATAKAN IYA UNTUK SENANTIASA MENINGKATKAN KEIMANAN.” ^^
            Terus, bagaimana solusinya Put? Nah, ini ni yang harus berpikir keras buat solusinya bagaimana. Hmm, kalau aku sendiri mempunyai solusi yang kerap kali aku lakukan kalau lagi masa-masa futur.
1. Minta sahabat atau bahkan orang terdekat kita untuk terus semangati diri kita untuk bangkitkan keimanan lagi, dengan kata lain, Semangat dari diri sendiri itu jauh lebih penting, tapi tidak salah untuk menambah kadar semangat kita dengan meminta orang terdekat mensupport kita kan? ^^ 2. Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menunda-nunda waktu shalat. 3. Perbanyak aktivitas yang bermanfaat, misalnya : baca Al-qur’an, baca buku-buku tentang islam (penambah wawasan dan keimanan). 4. Senantiasa mengingat Allah (dzikir). 5. Luangkan waktu untuk mengerjakan sunnah nabi, shalat Tahajud atau Dhuha, puasa senin kamis. Eits, tapi kontiniyu yaaaaa!!! ^^ bukan hanya disaat Futur saja. 6. Tinggalkan aktivitas yang mengandung banyak kemubahan. 7. Merenung itu perlu, maka luangkanlah sejenak waktu untuk merenungkan kesalahan kita, penyebab dan solusi atas kefuturan kita dan yang paling ngena sepertinya “Ingat Mati”, dengan begitu, insyaAllah, diri kita akan senantiasa terus menambah keimanan agar memperoleh bekal menuju kematian. (Duh, bicara kematian, ane jadi ngeri sendiri sob. Hufh, semoga kita meninggal dengan Khusnul Khatimah.) Aamiin ^^
            Nah, nggak lengkap dong kalau hanya penyebab Futur dari Artikel Hasan Al-Banna saja yang dituangkan ditulisan ini, jadiiiii terapinya juga harus. Baiklah, cek i do te.
Terapi futur dari Artikel Hasan Al-Banna
1.      Menjauhi maksiat dan keburukan. Sebagaimana ibadah bisa menghindarkan diri dari maksiat, maksiat juga bisa menjauhkan seseorang dari amal-amal kebajikan.
2.      Istiqamah dengan amalan-amalan harian untuk meningkatkan kekuatan rohani dan jasmani. Hanya dengan persiapan rohani dan jasmani sajalah kita dapat mengarungi berbagai macam rintangan kehidupan.
3.      Menjaga waktu-waktu yang utama dan menghidupkan amalan ketaatan. Sebagai contoh, berpuasa pada hari Senin dan Kamis, shalat dhuha, memperbanyak zikir dan doa.
4.      Menjaga diri dari sikap melampau batas dan terlalu menyusahkan diri dalam urusan agama. Melakukan amalan yang sedikit tetapi istiqamah adalah lebih baik daripada melakukan banyak amalan tetapi hanya sesaat.
5.      Menggabungkan diri dengan jemaah Islam dan meninggalkan ‘uzlah. Hanya dengan menyertai jemaah seseorang itu dapat meningkatkan diri dan tidak mudah tertipu oleh syetan.
6.      Mengenali cobaan-cobaan di jalan dakwah, agar tidak mudah patah semangat atau kendur dan futur.
7.      Selalu bergaul dengan orang yang shalih dan banyak melakukan amal shalih.
8.      Memberi hak-hak tubuh dan jasmani seperti istirahat dan menjaga kesehatan.
9.      Memberi ruang pada jiwa untuk menikmati perkara-perkara yang dibolehkan, seperti bergurau, bermain dan berekreasi.
10.  Banyak membaca buku sirah nabi dan sejarah orang-orang yang shalih, agar termotivasi untuk mengikuti jejak mereka.
11.  Senantiasa mengingat mati dan perkara-perkara yang berkaitan dengannya seperti azab kubur dan akhirat.
12.  Sentiasa membayangkan nikmat surga dan azab neraka. Ini akan memantapkan lagi iman dan menguatkan semangat untuk memikul amanah Allah.
13.  Selalu menghadiri majlis ilmu. Ini kerana ia akan mengembalikan semangat yang kendur, dan mengingatkan ajaran yang terlupakan.
14.  Memahami kesempurnaan Islam dengan mengamalkan kesyumulan agama itu sendiri. Ini akan mengelakkan pemahaman yang cetek terhadap Islam.
15.  Sering bermuhasabah diri. InsyaAllah ia akan cepat menyadarkan kita daripada kelesuan dan kemalasan (futur).

Penutup
Ibnul Qayyîm rahimahullah berkata, “Saat-saat futur bagi para shalikin (orang-orang yang meniti jalan menuju Allah) adalah hal yang tak dapat terhindarkan. Barangsiapa yang futûrnya membawa ke arah murâqabah (merasa diawasi oleh Allah) dan senantiasa berlaku benar, tidak sampai mengeluarkannya dari ibadah-ibadah fardhu, dan tidak pula memasukkannya dalam perkara-perkara yang diharamkan, maka diharapkan ia akan kembali dalam kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.” (Kitab Madrijus Salikin).
            Nah, wes kabeh pembahasannya kan? ^^ hehe, semoga bermanfaat ya teman. Jangan pernah bosan baca tulisannya si Princess Shalihah ya?!! Panjang lebar, tapi insyaAllah akan senantiasa menginspirasi, sebab dia sedang belajar dan akan terus belajar. Semoga Allah senantiasa meningkatkan keimanan kita dan kita senantiasa meletakkan cinta kepada-Nya di atas cinta yang lain. Aamiin.
Akhir kata, Wassalamu’alaikum dan sebagai penutup aku ingin memberikan satu kalimat motivasi.
“DENGAN MENULIS KITA DAPAT MENGGUNCANG DUNIA” ^^

Pagi yang ditemani rintik-rintik hujan dan music Adcoustic
Bunga Tanjung, Muko-Muko, Bengkulu, Kamis, 21 Feb 2013
“Princess Shalihah” ^^ {}

3 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Semoga senantiasa mengingat Allah, dijauhkan dari futur yang berkepanjangan.. aamiin.. Jazakillah Khairan ukhty....🙏

Unknown mengatakan...

Jazakillah khoiron katsiron ukhty..sngt menginspirasi bngt buat saya

Posting Komentar