Assalamu’alaikum.. Semoga tidak bosan-bosannya membaca
tulisan saya. :’)
“PACARAN”
Engkau tahu apa maknanya, kawan?
Pacaran
memiliki makna dari Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah "teman
lawan jenis yg tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih",
sedang menurut pendapatku adalah : satu
hubungan tanpa ikatan yang suci yang Allah dan Nabi Muhammad tak menyukainya.
Pacaran bermula dari kenalan, mulai saling dekat, lanjut
pada proses pendekatan lebih dalam dengan biasanya si cowok akan berkata atau
mengungkapkan “Mau nggak jadi pacarku?” Nah, ketika si cewek juga menyukai
cowok -yang biasa bahasa keren muda-mudi sekarang “NEMBAK”-, maka si cewek akan
menjawab iya tanpa berpikir panjang dampak dan dosa apa yang ada dalam
aktivitas pacaran yang akan dilaluinya yang penting dalam benaknya dia sayang
juga sama si cowok dan hujatan “jomblo” secara otomatis lepas dari dirinya. L Sedih kalau sudah seperti ini.
Seperti
biasa, tiap tulisan di Blogku adalah
kebanyakan tentang pengalaman pribadi yang aku anggap ada hikmah didalamnya.
Cek I Do Te.. J
Awal
sebelum aku melanjutkan, aku ingin bertanya, “Kita kah bunga akhir zaman yang
di rindu Surga atau Kita kah bunga yang dirugikan di akhir zaman?” Aku berharap
kita adalah bunga akhir zaman yang di rindukan Surga. J aamiin..
Teman, kita
wanita sangat dijaga dalam Islam, Allah mengistimewakan kita untuk senantiasa
dilindungi oleh kaum Adam, Allah juga menjaga kehormatan kita dengan
memerintahkan kita menggunakan Jilbab sebagai penutup aurat (baca=bukan hanya
penutup kepala). Lantas, akankah diri kita yang jelas-jelas sudah dijaga Allah
dan Allah beri kita kehormatan yang begitu sangat terhormat malah kita sendiri
yang menghancurkan MAHKOTA yang Allah beri itu? salah satu menghancurkan
kehormatan kita adalah dengan jalan “Pacaran.” Ya, -pacaran-, kata yang tak
asing kau dengar dan kau sering baca di novel-novel percintaan kan, teman?
“Ada apa dengan pacaran? Apa
salahnya pacaran? Kan sama-sama suka. Juga kami nggak ada ngelakuin hubungan
yang macam-macam kok. Kamu urusin saja urusanmu, jangan urusin urusan kami yang
pacaran dan segala bla-blanya.” Bukankah ini yang sering di lontarkan ketika
ada seseorang yang menegur atau menasehati kita agar tidak pacaran?, tapi
pernahkah berpikir sejenak dan mulai ambil Al-qur’an atau handphone atau buka
internet untuk mencari apa sih hukum pacaran dalam islam? Bagaimana sih islam
memandang pacaran itu? Adakah pacaran yang Islami? Ayolah kawan, islam bukan
sekedar shalat lima waktu, puasa, zakat, haji, TIDAK!!! Islam memiliki begitu
banyak aturan dan adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan kita. Aku
masih ingat yang di katakan mbak Ari “Islam mengatur dari bangun tidur hingga
bangun negara. Dari masuk kamar mandi sampai masuk liang lahat.” Ya, begitulah
sempurnanya agama yang kita anut ini, Diin yang satu-satunya diRidhoi oleh
Allah. Ketika kita lepaskan islam dari aspek kehidupan kita, maka tunggulah
saatnya kita akan sesat di dunia juga di akhirat. Na’uzdubillah min dzalik. L Tidak inginkan, kawan?
Sore ini,
tepat setelah aku sampai rumah dan selesai shalat ashar, aku langsung menarikan
jari-jariku untuk menulis. Pengalaman yang aku dapat yang sedikit banyak bukan
hanya menggelikan, tapi membuatku menyesal karena tak langsung ambil andil
dalam melarang dua cucu Adam untuk tidak berbuat maksiat. Kalian tahu apa yang
aku liat sore ini, kawan? Baca ceritaku!!!
“Mau makan ice creamnya dimana dek?” Tanya Kak Vie.
“Di lapangan aja yok!” Jawabku singkat sembari mulai
menghidupkan motor menuju tanah lapang.
“Lapangan mana kak?”
“Belok kiri ya dek, yang lapangan disana.”
“Ok.”
Motorku, ku lajukan ke arah lapangan dan ku hentikan di
depan sebuah batu berbentuk lingkaran yang berfungsi sebagai tempat duduk. Aku
dan kak Vie pun duduk dan mulai memakan ice cream kami sembari beberapa kali
berfoto. Disaat berfoto, mataku tiba-tiba tertuju pada pemandangan yang
membuatku sangat sedih dan langsung mengucap istighfar. Kalian bisa menebaknya
kah? Aku melihat sepasang kekasih yang masih menggunakan baju sekolah
(baca=putih abu-abu) sedang berdua-duaan di sudut lapangan, dibalik sebuah
pohon besar. Kalian sudah membayangkannya? Mereka duduk di atas motor, dengan
posisi si cowok menghadap kebelakang dan si cewek duduk menghadap samping.
Berulang kali aku coba untuk tidak melihat aktivitas mereka, tapi mataku selalu
tertuju kesana. Aku tidak bisa ambil diam, kawan. Sejenak aku terdiam dan
berkata ke Kak Vie, “Kak, kita berdosa loh.” “Loh kok?” herannya.
“Iya, disaat kita melihat suatu kemaksiatan dan kita tidak
berbuat apa-apa dan hanya melihatnya saja, kita sudah termasuk dalam
kemaksiatan itu.” jawabku dengan cemberut.
“Jadi?” tanyanya.
“Dd maunya kesana dan menegur mereka, tapiiiiiii dd nggak
berani.” Ucapku.
“Yaudah, jadi gimana?”
Akhirnya, kami lanjut makan ice cream dan hanya diam-diaman.
Aku yang bingung setengah ampun ditambah lagi dengan mata yang terus risih
melihat sang cowok yang tidak hanya sekali memeluk dan mencium ceweknya, tapi
berulang-ulang kali ketika mataku tertuju pada mereka. “Ampuni aku Allah dan
berilah hidayah-Mu pada mereka.” Hanya kalimat ini yang bisa aku ucap dalam
hati ketika adzan ashar berkumandang. Ya, adzan pun tidak bisa menghalangi
aktivitas mereka, sang cowok terus mencium ceweknya, dan sang cewek hanya bisa
diam. “Hey, dimana hati nurani dan urat malu yang Allah beri padamu, wahai
adikku yang berkerudung? Pasrahkah tubuh sucimu engkau beri pada laki-laki
bejat yang belum tentu dia akan menjadi suamimu? Sayangi dirimu dekku.” Ucapku
dalam hati dengan kejengkelan pada diriku sendiri yang tak kunjung bisa
menggerakan badan dan motor menuju mereka. “Allah, ampuni aku.” Ucapku sambil
menatap kak Vie dengan wajah lemas.
Ternyata,
Allah memang punya rencana yang telah Dia skenariokan untuk kami sore ini. Apa
pudh? J Aku
melihat banyak adik-adik cowok yang sedang berkumpul. Aku memanggil mereka dan
seketika mereka datang menujuku dengan motor mereka.
“Ada apa kak?” tanya salah satu di antara mereka.
“Kakak mau kalian mengusir mereka (tunjukku pada dua orang di
pojok lapangan) dan kalau kalian bisa kakak kasih 20rb. Mau?”
“Mau lah, berani pun kami. Ah, jangan bohong kakak ya.
(dengan logat medan yang emang keras).” :D
“Iya, laksanakanlah.”
Mereka pun pergi menghampiri yang sedang pacaran dan
menyuruh mereka pergi dari situ. Singkat cerita, akhirnya sepasang kekasih itu
pergi dan lewat jalan lain dan kemungkinan tidak berani untuk melewati tempat
dimana aku dan kak Vie duduk.
“Alhamdulillah. Akhirnya.” Gumamku dalam hati.
Adik-adik itu pun menghampiriku dan menagih janjiku dan
akhirnya aku memberikan uang pada mereka. Beberapa menit kemudian, aku mengajak
kak Vie untuk pulang dan akhirnya sampai di rumah.
LEGAHKAH PUTRI? Tidak, kawan.
Aku tak legah, aku masih penuh dengan penyesalan. Loh kok? Ya, aku masih menyesal,
menyesal kenapa tidak aku langsung yang menegur mereka, kenapa tidak aku
langsung yang bisa menasehati mereka, kenapa tidak aku langsung yang mengatakan
bahwa “adikku, biar kakak saja yang mengantarkanmu pulang.” (kepada cewek). Ah,
aku masih penuh dengan penyesalan sampai pada aku mengetik tulisan ini. L “Kemanakah mereka pergi?
Apakah ke rumah mereka masing-masing setelah aku mengusir mereka lewat
perentara adik-adik tadi? Atau malah berpindah tempat saja?” Hah, perrtanyaan
ini mulai dari beranjak dari lapangan sampai pada saat aku mengetik tulisan ini
juga. L “Aku
mohon ampun, Allah.” L
Siapa yang paling dirugikan dalam hal
ini? Siapa? Siapa? Hah, kita tentu tahu jawabannya bukan? Ya, “WANITA.” Makhluk
indah nan dijaga oleh Allah, makhluk indah bak mutiara di lautan yang tak
sembarang tangan bisa menyentuhnya, makhluk cantik bak berlian yang tak
sembarang orang bisa memilikinya. Lantas, dimana mahkota kesucian, keindahan,
kecantikan yang kita miliki jika kita telah memberinya pada laki-laki yang
jelas-jelas bukan suami kita yang bisa saja dia akan meninggalkan kita 1 atau 2
atau 3 bulan setelah melakukan aktivitas pacaran? L Tidakkah cukup Al-qur’an
sebagai pedoman bagi hidup kita? Di hadist Rasulullah bersabda dan Allah sangat
memuliakan kita dengan berkata “lebih baik di sentuhkan jarum panas bagi
seorang pemuda dari pada menyentuh wanita yang bukan mahram.” Di Surah An-Nur Ayat 31 dan Al-Ahzab Ayat 59, Allah
memerintahkan wanita untuk menundukkan pandangan, berkerudung serta berjilbab.
Di Ayat lain yang artinya : “Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan seburuk-buruk jalan”. (Al
Isra’ [17] : 32). Allah memerintahkan kita untuk tidak mendekati zina.
Pun apakah kurang yakin lagi kita dengan larangan pacaran karena di dalamnya
terdapat banyak zina? padahal jelas dalam Hadis riwayat Abu Hurairah ra, beliau
bersabda: Sesungguhnya
Allah telah menentukan bagian zina pada setiap manusia dan pasti akan ada
olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan
(lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan
kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu.
(Shahih Muslim No.4801)
Ayolah,
kita lah bunga akhir zaman yang dirugikan, apabila kita tidak menjaga
kehormatan kita. Hijablah diri dan hati dengan iman, kawan. Allah perintahkan
kita berkerudung di Surah An-nur ayat 31 dan
berjilbab dalam Surah Al-ahzab ayat 59.
Bukalah Al-qur’an, bacalah, dan marilah pelajari makna dan tafsirnya. Berjalanlah
bersamaku, kawan!! Menyeru pada kebaikan sembari terus memperbaiki diri yang
masih banyak kesalahan. Bukankah kita sering mendengar sesungguhnya manusia
yang paling baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain dan yang paling baik
akhlaknya? Yang menyeru pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran? L Maka, mari kita kerjakan yang
Allah perintahkan dalam Al-qur’an dan berusahalah untuk meninggalkan apa-apa
yang membuat-Nya murka, termasuk PACARAN. Sekali
lagi aku ingin mengingatkan, “KITALAH YANG AKAN
DIRUGIKAN.” Jika kamu berdalih mengatakan, “kami pacaran nggak
macam-macam kok, saling mengingatkan untuk shalat, bahkan sering sms
malam-malam buat ingatin satu sama lain shalat tahajud.” Aduuuuh, #tepokjidat.
Kawanku, muslimah-muslimah yang dirindukan Surga, itu hanya salah satu dari
banyak tipu daya setan yang sedang ambil andil dalam kehidupanmu, itu hanya
jalan yang tetap sesat namun setan mengindahkan pendapatmu bahwa yang kau
lakukan benar padahal Allah murka. Dalam
Surah An-Nur
Ayat 21 Allah berfirman yang artinya : “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah Setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah Setan, maka
sesungguhnya Setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar.
Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan Rahmat-Nya kepada kamu sekalian,
niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Duh,
kalau ALIM kok pacaran? Katanya shalih, tapi kok gandengan tangan dengan yang
bukan mahram? Katanya remaja yang cinta Rasul, duh kenapa malah melaksanakan
yang bukan di Sunnahkan oleh Beliau? Bukankah kamu telah mengetahui cerita
tentang Ali bin Abu Thalib dan juga Fatimah Az-zahra? Mereka saling mencintai,
namun dalam diam hingga setan pun tak tahu kalau mereka saling jatuh cinta.
Yang pada akhirnya Rasul yakin bahwa anaknya Fatimah dinikahkannya dengan Ali
Bin Abu Thalib padahal sebelumnya sahabat-sahabat nabi telah meminta izin
terlebih dahulu pada Nabi untuk meminang anaknya. Indah bukan? Ketika cinta
didasari karena Allah dalam diam, dan kalau pun tak bisa dalam diam,
ungkapkanlah wahai penerus Adam dengan berkata, “Maukah engkau menjadi wanita
yang menemani hari-hariku untuk selalu memuja-Nya? Bangun bersamaku
menghidupkan tiap sepertiga malam dengan bermunajat pada-Nya? Berjalan
bersamaku mengarui tiap kerikil rumah tangga menuju Ridho-Nya?” SubhanAllah,
indah bukan? Inilah ucapan laki-laki shalih yang benar-benar mencintai kita,
bukan malah yang berkata “Maukah kamu menjadi pacarku?” oh, tidak bisa, ini
bukan tipe lelaki shalih. (Pacaran sama tembok saja sana) :D hehe..
Kita inginkan lelaki shalih
yang bisa menuntun kita ke Surga-Nya bukan? Imam yang mampu membimbing kita
dunia dan akhirat. Menjadi pemimpin bagi diri kita juga pangeran dan
bidadari-bidadari kecil kita nanti. Yang selalu mencintai kita dengan landasan
karena Allah. Ah, aku saja inginkan ini, pun aku tahu kalian juga bukan? J Maka, aku mohon wahai para
muslimah, wanita-wanita akhir zaman yang dirindukan Surga, dan yang nantinya
menjadi madrasah bagi putra-putrinya, ayolah!!! STOP
PACARAN, STOP MENGGADAIKAN KESUCIAN DIRIMU (meski hanya sebatas pegangan tangan
atau cium kening), TOLAK YANG INGIN MENJADI PACARMU, tapi TERIMALAH YANG BERANI
MENDATANGI WALIMU UNTUK MENJADIKANMU ISTRI BAGINYA..!!! Sekarang,
tinggalkan aktivitas yang tak punya manfaat itu (baca=pacaran), dan mulai berjalan
bersamaku untuk menjadi muslimah yang Kaffah yang di rindukan Surga, yang disayangi
Allah, dan dinanti Rasulullah dan yang diperbincangkan para malaikat atas
keshalihahan diri kita. SubhanAllah, indahnya menjadi wanita shaliha yang
menjaga kehormatan diri. J
Allah pun menyinggung lagi
tentang pasangan kita dalam Surah An-nur Ayat 26
yang artinya : “Wanita-wanita yang keji adalah
untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita
yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik
dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka
(yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh).
Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (Surga).”
Tidak jelaskah bagimu bahwa
Allah itu telah mengatur segalanya dalam kehidupan kita? Bahkan tentang jodoh
sekalipun Dia telah menjanjikannya buat kita. 1 kalimat yang sangat
menginspirasi dan tidak akan aku lupa, “Allah tidak
pernah mengkocok dadu untuk kehidupan kita.” Kalian mengerti maknanya
bukan? Dia, Allah Azza Wa Jalla, tidak semata-mata melarang kita melakukan ini
dan itu atau memerintahkan kita untuk melakukan ini dan itu juga tanpa sebab
dan itulah tanda sayang dan cinta-Nya buat kita. Kemudian, mana bukti kita yang
mengaku mencintai Allah dan Rasul melebihi cinta yang lain? Kalau saja pacaran
masih kita lakoni? Padahal Rasul tak menSunnahkannya untuk kita lakukan. L Sekali lagi aku ingin
bertanya, “MANA BUKTI KITA MENCINTAI ALLAH DAN
RASUL? JIKA KITA LEBIH MENCINTAI KEKASIH YANG BELUM HALAL ITU?”
STOP PACARAN ya,
mulai dari sekarang!!! Dan berjalan bersamaku menuju Ridho-Nya menjadi Bunga
Akhir Zaman yang diRindukan Surga, bukan Bunga yang diRugikan di Akhir Zaman.
Oke muslimah-muslimah shalihah? Aku mengurusi kehidupan percintaan kalian bukan
karena aku punya masa buruk terkait pacaran di masa laluku, atau sok alim
apalagi munafik karena tidak mau pacaran. TIDAK, aku begini karena aku sayang
kepada kalian, aku tidak ingin kita di lecehkan, yang aku ingin adalah kita
ubah pola pikir dunia kita dengan pola pikir akhirat sebagai tujuan kita. Yuk,
menjadi “Muslimah yang Kaffah.” J
INGAT, STOP
PACARAN..!!!!!
Semoga senantiasa kita dilindungi oleh-Nya, dan senantiasa
istiqomah menuju Jannah-Nya. Aamiin.. Maaf jika ada salah kata dan kekurangan
dalam tulisan ini, monggo di kritik dan di sarani. Aku masih belajar dan akan
terus belajar. J
*”Salam cintaku untuk kalian karena Allah dan tetaplah
berusaha menjadi “Wanita Shalihah” dambaan penghuni Surga.” ^^ {}
Galang,
Deli Serdang, Sumatera Utara.
Rabu,
13 Februari 2013..
“Princess
Shalihah yang terus akan berkarya” J
“Rizki
Putri Ramadhani Margolang”
0 komentar:
Posting Komentar