Kamis, 07 Maret 2013

Kita Bunga yang Mana? Yang diRindukan Surga atau yang diRugikan diDunia?



Assalamu’alaikum.. Semoga tidak bosan-bosannya membaca tulisan saya. :’)
“PACARAN”
Engkau tahu apa maknanya, kawan?
Pacaran memiliki makna dari Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah  "teman lawan jenis yg tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih",  sedang menurut pendapatku adalah : satu hubungan tanpa ikatan yang suci yang Allah dan Nabi Muhammad tak menyukainya.
Pacaran bermula dari kenalan, mulai saling dekat, lanjut pada proses pendekatan lebih dalam dengan biasanya si cowok akan berkata atau mengungkapkan “Mau nggak jadi pacarku?” Nah, ketika si cewek juga menyukai cowok -yang biasa bahasa keren muda-mudi sekarang “NEMBAK”-, maka si cewek akan menjawab iya tanpa berpikir panjang dampak dan dosa apa yang ada dalam aktivitas pacaran yang akan dilaluinya yang penting dalam benaknya dia sayang juga sama si cowok dan hujatan “jomblo” secara otomatis lepas dari dirinya. L Sedih kalau sudah seperti ini.
            Seperti biasa,  tiap tulisan di Blogku adalah kebanyakan tentang pengalaman pribadi yang aku anggap ada hikmah didalamnya. Cek I Do Te.. J
            Awal sebelum aku melanjutkan, aku ingin bertanya, “Kita kah bunga akhir zaman yang di rindu Surga atau Kita kah bunga yang dirugikan di akhir zaman?” Aku berharap kita adalah bunga akhir zaman yang di rindukan Surga. J aamiin..
            Teman, kita wanita sangat dijaga dalam Islam, Allah mengistimewakan kita untuk senantiasa dilindungi oleh kaum Adam, Allah juga menjaga kehormatan kita dengan memerintahkan kita menggunakan Jilbab sebagai penutup aurat (baca=bukan hanya penutup kepala). Lantas, akankah diri kita yang jelas-jelas sudah dijaga Allah dan Allah beri kita kehormatan yang begitu sangat terhormat malah kita sendiri yang menghancurkan MAHKOTA yang Allah beri itu? salah satu menghancurkan kehormatan kita adalah dengan jalan “Pacaran.” Ya, -pacaran-, kata yang tak asing kau dengar dan kau sering baca di novel-novel percintaan kan, teman?
“Ada apa dengan pacaran? Apa salahnya pacaran? Kan sama-sama suka. Juga kami nggak ada ngelakuin hubungan yang macam-macam kok. Kamu urusin saja urusanmu, jangan urusin urusan kami yang pacaran dan segala bla-blanya.” Bukankah ini yang sering di lontarkan ketika ada seseorang yang menegur atau menasehati kita agar tidak pacaran?, tapi pernahkah berpikir sejenak dan mulai ambil Al-qur’an atau handphone atau buka internet untuk mencari apa sih hukum pacaran dalam islam? Bagaimana sih islam memandang pacaran itu? Adakah pacaran yang Islami? Ayolah kawan, islam bukan sekedar shalat lima waktu, puasa, zakat, haji, TIDAK!!! Islam memiliki begitu banyak aturan dan adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan kita. Aku masih ingat yang di katakan mbak Ari “Islam mengatur dari bangun tidur hingga bangun negara. Dari masuk kamar mandi sampai masuk liang lahat.” Ya, begitulah sempurnanya agama yang kita anut ini, Diin yang satu-satunya diRidhoi oleh Allah. Ketika kita lepaskan islam dari aspek kehidupan kita, maka tunggulah saatnya kita akan sesat di dunia juga di akhirat. Na’uzdubillah min dzalik. L Tidak inginkan, kawan?
            Sore ini, tepat setelah aku sampai rumah dan selesai shalat ashar, aku langsung menarikan jari-jariku untuk menulis. Pengalaman yang aku dapat yang sedikit banyak bukan hanya menggelikan, tapi membuatku menyesal karena tak langsung ambil andil dalam melarang dua cucu Adam untuk tidak berbuat maksiat. Kalian tahu apa yang aku liat sore ini, kawan? Baca ceritaku!!!
“Mau makan ice creamnya dimana dek?” Tanya Kak Vie.
“Di lapangan aja yok!” Jawabku singkat sembari mulai menghidupkan motor menuju tanah lapang.
“Lapangan mana kak?”
“Belok kiri ya dek, yang lapangan disana.”
“Ok.”
Motorku, ku lajukan ke arah lapangan dan ku hentikan di depan sebuah batu berbentuk lingkaran yang berfungsi sebagai tempat duduk. Aku dan kak Vie pun duduk dan mulai memakan ice cream kami sembari beberapa kali berfoto. Disaat berfoto, mataku tiba-tiba tertuju pada pemandangan yang membuatku sangat sedih dan langsung mengucap istighfar. Kalian bisa menebaknya kah? Aku melihat sepasang kekasih yang masih menggunakan baju sekolah (baca=putih abu-abu) sedang berdua-duaan di sudut lapangan, dibalik sebuah pohon besar. Kalian sudah membayangkannya? Mereka duduk di atas motor, dengan posisi si cowok menghadap kebelakang dan si cewek duduk menghadap samping. Berulang kali aku coba untuk tidak melihat aktivitas mereka, tapi mataku selalu tertuju kesana. Aku tidak bisa ambil diam, kawan. Sejenak aku terdiam dan berkata ke Kak Vie, “Kak, kita berdosa loh.” “Loh kok?” herannya.
“Iya, disaat kita melihat suatu kemaksiatan dan kita tidak berbuat apa-apa dan hanya melihatnya saja, kita sudah termasuk dalam kemaksiatan itu.” jawabku dengan cemberut.
“Jadi?” tanyanya.
“Dd maunya kesana dan menegur mereka, tapiiiiiii dd nggak berani.” Ucapku.
“Yaudah, jadi gimana?”
Akhirnya, kami lanjut makan ice cream dan hanya diam-diaman. Aku yang bingung setengah ampun ditambah lagi dengan mata yang terus risih melihat sang cowok yang tidak hanya sekali memeluk dan mencium ceweknya, tapi berulang-ulang kali ketika mataku tertuju pada mereka. “Ampuni aku Allah dan berilah hidayah-Mu pada mereka.” Hanya kalimat ini yang bisa aku ucap dalam hati ketika adzan ashar berkumandang. Ya, adzan pun tidak bisa menghalangi aktivitas mereka, sang cowok terus mencium ceweknya, dan sang cewek hanya bisa diam. “Hey, dimana hati nurani dan urat malu yang Allah beri padamu, wahai adikku yang berkerudung? Pasrahkah tubuh sucimu engkau beri pada laki-laki bejat yang belum tentu dia akan menjadi suamimu? Sayangi dirimu dekku.” Ucapku dalam hati dengan kejengkelan pada diriku sendiri yang tak kunjung bisa menggerakan badan dan motor menuju mereka. “Allah, ampuni aku.” Ucapku sambil menatap kak Vie dengan wajah lemas.
            Ternyata, Allah memang punya rencana yang telah Dia skenariokan untuk kami sore ini. Apa pudh? J Aku melihat banyak adik-adik cowok yang sedang berkumpul. Aku memanggil mereka dan seketika mereka datang menujuku dengan motor mereka.
“Ada apa kak?” tanya salah satu di antara mereka.
“Kakak mau kalian mengusir mereka (tunjukku pada dua orang di pojok lapangan) dan kalau kalian bisa kakak kasih 20rb. Mau?”
“Mau lah, berani pun kami. Ah, jangan bohong kakak ya. (dengan logat medan yang emang keras).” :D
“Iya, laksanakanlah.”
Mereka pun pergi menghampiri yang sedang pacaran dan menyuruh mereka pergi dari situ. Singkat cerita, akhirnya sepasang kekasih itu pergi dan lewat jalan lain dan kemungkinan tidak berani untuk melewati tempat dimana aku dan kak Vie duduk.
“Alhamdulillah. Akhirnya.” Gumamku dalam hati.
Adik-adik itu pun menghampiriku dan menagih janjiku dan akhirnya aku memberikan uang pada mereka. Beberapa menit kemudian, aku mengajak kak Vie untuk pulang dan akhirnya sampai di rumah.
LEGAHKAH PUTRI? Tidak, kawan. Aku tak legah, aku masih penuh dengan penyesalan. Loh kok? Ya, aku masih menyesal, menyesal kenapa tidak aku langsung yang menegur mereka, kenapa tidak aku langsung yang bisa menasehati mereka, kenapa tidak aku langsung yang mengatakan bahwa “adikku, biar kakak saja yang mengantarkanmu pulang.” (kepada cewek). Ah, aku masih penuh dengan penyesalan sampai pada aku mengetik tulisan ini. L “Kemanakah mereka pergi? Apakah ke rumah mereka masing-masing setelah aku mengusir mereka lewat perentara adik-adik tadi? Atau malah berpindah tempat saja?” Hah, perrtanyaan ini mulai dari beranjak dari lapangan sampai pada saat aku mengetik tulisan ini juga. L “Aku mohon ampun, Allah.” L
Siapa yang paling dirugikan dalam hal ini? Siapa? Siapa? Hah, kita tentu tahu jawabannya bukan? Ya, “WANITA.” Makhluk indah nan dijaga oleh Allah, makhluk indah bak mutiara di lautan yang tak sembarang tangan bisa menyentuhnya, makhluk cantik bak berlian yang tak sembarang orang bisa memilikinya. Lantas, dimana mahkota kesucian, keindahan, kecantikan yang kita miliki jika kita telah memberinya pada laki-laki yang jelas-jelas bukan suami kita yang bisa saja dia akan meninggalkan kita 1 atau 2 atau 3 bulan setelah melakukan aktivitas pacaran? L Tidakkah cukup Al-qur’an sebagai pedoman bagi hidup kita? Di hadist Rasulullah bersabda dan Allah sangat memuliakan kita dengan berkata “lebih baik di sentuhkan jarum panas bagi seorang pemuda dari pada menyentuh wanita yang bukan mahram.” Di Surah An-Nur Ayat 31 dan Al-Ahzab Ayat 59, Allah memerintahkan wanita untuk menundukkan pandangan, berkerudung serta berjilbab. Di Ayat lain yang artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan”. (Al Isra’ [17] : 32). Allah memerintahkan kita untuk tidak mendekati zina. Pun apakah kurang yakin lagi kita dengan larangan pacaran karena di dalamnya terdapat banyak zina? padahal jelas dalam Hadis riwayat Abu Hurairah ra, beliau bersabda: Sesungguhnya Allah telah menentukan bagian zina pada setiap manusia dan pasti akan ada olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu. (Shahih Muslim No.4801)
Ayolah, kita lah bunga akhir zaman yang dirugikan, apabila kita tidak menjaga kehormatan kita. Hijablah diri dan hati dengan iman, kawan. Allah perintahkan kita berkerudung di Surah An-nur ayat 31 dan berjilbab dalam Surah Al-ahzab ayat 59. Bukalah Al-qur’an, bacalah, dan marilah pelajari makna dan tafsirnya. Berjalanlah bersamaku, kawan!! Menyeru pada kebaikan sembari terus memperbaiki diri yang masih banyak kesalahan. Bukankah kita sering mendengar sesungguhnya manusia yang paling baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain dan yang paling baik akhlaknya? Yang menyeru pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran? L Maka, mari kita kerjakan yang Allah perintahkan dalam Al-qur’an dan berusahalah untuk meninggalkan apa-apa yang membuat-Nya murka, termasuk PACARAN. Sekali lagi aku ingin mengingatkan, “KITALAH YANG AKAN DIRUGIKAN.” Jika kamu berdalih mengatakan, “kami pacaran nggak macam-macam kok, saling mengingatkan untuk shalat, bahkan sering sms malam-malam buat ingatin satu sama lain shalat tahajud.” Aduuuuh, #tepokjidat. Kawanku, muslimah-muslimah yang dirindukan Surga, itu hanya salah satu dari banyak tipu daya setan yang sedang ambil andil dalam kehidupanmu, itu hanya jalan yang tetap sesat namun setan mengindahkan pendapatmu bahwa yang kau lakukan benar padahal Allah murka.  Dalam Surah An-Nur Ayat 21 Allah berfirman yang artinya : “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah Setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah Setan, maka sesungguhnya Setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan Rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Duh, kalau ALIM kok pacaran? Katanya shalih, tapi kok gandengan tangan dengan yang bukan mahram? Katanya remaja yang cinta Rasul, duh kenapa malah melaksanakan yang bukan di Sunnahkan oleh Beliau? Bukankah kamu telah mengetahui cerita tentang Ali bin Abu Thalib dan juga Fatimah Az-zahra? Mereka saling mencintai, namun dalam diam hingga setan pun tak tahu kalau mereka saling jatuh cinta. Yang pada akhirnya Rasul yakin bahwa anaknya Fatimah dinikahkannya dengan Ali Bin Abu Thalib padahal sebelumnya sahabat-sahabat nabi telah meminta izin terlebih dahulu pada Nabi untuk meminang anaknya. Indah bukan? Ketika cinta didasari karena Allah dalam diam, dan kalau pun tak bisa dalam diam, ungkapkanlah wahai penerus Adam dengan berkata, “Maukah engkau menjadi wanita yang menemani hari-hariku untuk selalu memuja-Nya? Bangun bersamaku menghidupkan tiap sepertiga malam dengan bermunajat pada-Nya? Berjalan bersamaku mengarui tiap kerikil rumah tangga menuju Ridho-Nya?” SubhanAllah, indah bukan? Inilah ucapan laki-laki shalih yang benar-benar mencintai kita, bukan malah yang berkata “Maukah kamu menjadi pacarku?” oh, tidak bisa, ini bukan tipe lelaki shalih. (Pacaran sama tembok saja sana) :D hehe..
Kita inginkan lelaki shalih yang bisa menuntun kita ke Surga-Nya bukan? Imam yang mampu membimbing kita dunia dan akhirat. Menjadi pemimpin bagi diri kita juga pangeran dan bidadari-bidadari kecil kita nanti. Yang selalu mencintai kita dengan landasan karena Allah. Ah, aku saja inginkan ini, pun aku tahu kalian juga bukan? J Maka, aku mohon wahai para muslimah, wanita-wanita akhir zaman yang dirindukan Surga, dan yang nantinya menjadi madrasah bagi putra-putrinya, ayolah!!! STOP PACARAN, STOP MENGGADAIKAN KESUCIAN DIRIMU (meski hanya sebatas pegangan tangan atau cium kening), TOLAK YANG INGIN MENJADI PACARMU, tapi TERIMALAH YANG BERANI MENDATANGI WALIMU UNTUK MENJADIKANMU ISTRI BAGINYA..!!! Sekarang, tinggalkan aktivitas yang tak punya manfaat itu (baca=pacaran), dan mulai berjalan bersamaku untuk menjadi muslimah yang Kaffah yang di rindukan Surga, yang disayangi Allah, dan dinanti Rasulullah dan yang diperbincangkan para malaikat atas keshalihahan diri kita. SubhanAllah, indahnya menjadi wanita shaliha yang menjaga kehormatan diri. J
Allah pun menyinggung lagi tentang pasangan kita dalam Surah An-nur Ayat 26 yang artinya : “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (Surga).”
Tidak jelaskah bagimu bahwa Allah itu telah mengatur segalanya dalam kehidupan kita? Bahkan tentang jodoh sekalipun Dia telah menjanjikannya buat kita. 1 kalimat yang sangat menginspirasi dan tidak akan aku lupa, “Allah tidak pernah mengkocok dadu untuk kehidupan kita.” Kalian mengerti maknanya bukan? Dia, Allah Azza Wa Jalla, tidak semata-mata melarang kita melakukan ini dan itu atau memerintahkan kita untuk melakukan ini dan itu juga tanpa sebab dan itulah tanda sayang dan cinta-Nya buat kita. Kemudian, mana bukti kita yang mengaku mencintai Allah dan Rasul melebihi cinta yang lain? Kalau saja pacaran masih kita lakoni? Padahal Rasul tak menSunnahkannya untuk kita lakukan. L Sekali lagi aku ingin bertanya, “MANA BUKTI KITA MENCINTAI ALLAH DAN RASUL? JIKA KITA LEBIH MENCINTAI KEKASIH YANG BELUM HALAL ITU?”
STOP PACARAN ya, mulai dari sekarang!!! Dan berjalan bersamaku menuju Ridho-Nya menjadi Bunga Akhir Zaman yang diRindukan Surga, bukan Bunga yang diRugikan di Akhir Zaman. Oke muslimah-muslimah shalihah? Aku mengurusi kehidupan percintaan kalian bukan karena aku punya masa buruk terkait pacaran di masa laluku, atau sok alim apalagi munafik karena tidak mau pacaran. TIDAK, aku begini karena aku sayang kepada kalian, aku tidak ingin kita di lecehkan, yang aku ingin adalah kita ubah pola pikir dunia kita dengan pola pikir akhirat sebagai tujuan kita. Yuk, menjadi “Muslimah yang Kaffah.” J
INGAT, STOP PACARAN..!!!!!
Semoga senantiasa kita dilindungi oleh-Nya, dan senantiasa istiqomah menuju Jannah-Nya. Aamiin.. Maaf jika ada salah kata dan kekurangan dalam tulisan ini, monggo di kritik dan di sarani. Aku masih belajar dan akan terus belajar. J
*”Salam cintaku untuk kalian karena Allah dan tetaplah berusaha menjadi “Wanita Shalihah” dambaan penghuni Surga.” ^^ {}

Galang, Deli Serdang, Sumatera Utara.
                                                            Rabu, 13 Februari 2013..
                                                            “Princess Shalihah yang terus akan berkarya” J
                                                            “Rizki Putri Ramadhani Margolang”

0 komentar:

Posting Komentar