Senin, 14 Januari 2013

Ukhuwah Indah Menuju Jannah-Nya :')


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh calon bidadari-bidadari Surga-Nya. J
Semoga nikmat kesehatan dan keimanan masih setia berada di dalam jasad juga hati kita. Aamiin..^^
Malam ini, si Putri pengen berbagi kesenangan. Lebih tepatnya seperti curhat. Kalau zaman daholak eh dahulu, kita menuliskan cerita kita di atas kumpulan kertas cantik yang sampulnya banyak bermotifkan gambar-gambar yang kita sukai yang akrab kita namai dengan “Diary”, maka saat ini kumpulan kertas itu sedikit tersingkirkan dengan bertambahnya ilmu pengetahuan manusia sehingga ia lebih memilih menuliskankan cerita-cerita atau pengalaman pribadinya, baik di simpan di laptop atau di publikasikanya ke blog.
Dengan rasa hormat, maka jangan salahkan saya jika pembukaannya membuat Anda yang membaca sedikit kesal karena cerita tidak kunjung di ceritakan. Heheh :D Viiss ^^ Bismillah, cek i do te.. :p
Malam ini semua rasa jadi satu, (baca= es campur), haha, ada apa dengan es campur yang dikaitkan dengan semua rasa jadi satu? Jawabnya adalah karena keduanya hampir sama, sama-sama campuran. Campuran dari berbagai rasa namanya es campur dan definisi ini sudah mewakilkan apa yang lagi aku rasakan. #plak :D okelah kalau begitu.
Sebenarnya aku tidak tahu mau memulai cerita ini dari mana, tapi aku usahakan bagi yang membaca bisa merasa apa yang aku rasa. #Loh kok? :p #dilempar sepatu -_-
Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan aku adalah anak cewek satu-satunya, karena adik-adikku semuanya cowok. #Oke cukup :D Bermula dari status “ANAK PERTAMA” ini, banyak keinginanku terkait dengannya. Mau tahu apa salah satu keinginan terbesarku karena aku anak pertama? Ya, itu, iya itu loh, nah yang sedang kalian ucapkan dalam hati adalah jawabannya. :p “Pengen punya kakak yang bisa buat aku merasa jadi seorang adik.” Catat yaaaa..!!! ^^
Bermula dari keinginan ini, aku terbentuk menjadi pribadi yang Alhamdulillah lebih mendominasi berteman dengan kebanyakan “kakak-kakak” daripada teman sebaya. Alasannya kalian pasti sudah mengetahuinya. :D
Mencari dan terus mencari (halaks :D) seorang kakak untuk dijadikan kakak angkat adalah hobbyku (aneh, sangat aneh :p), tapi inilah aku dan ini kehidupanku. Hingga pada akhirnya, aku akrab dengan seorang kakak yang membuat aku merubah diriku dan lewatnya hidayah itu datang. J Terimakasih untukmu, kakak yang cuek namun memberi banyak pelajaran. Ya, cuek. Itulah dia yang aku kenal selama ini, dari kecuekannya aku tak berhenti untuk terus mencari seorang kakak lain untuk merasakan kasih sayangnya agar aku dapat merasakan benar-benar menjadi seorang adik. Selain mencari seorang kakak, aku juga kerap kali mencari seorang sahabat yang mampu mengingatkanku kala aku salah dan berjalan bersamaku kala kami benar untuk berdakwah bersama-sama atas dasar Ridho-Nya.

Universitas Islam Indonesia
Ya, inilah tempat aku menimba ilmu sekarang, tempat dimana keinginanku terwujud jadi nyata dan tempat dimana aku menemukan apa yang aku impikan, pun juga tempat dimana aku bisa merasakan bahwa aku tidak sendiri.
            Cerita di atas sudah kalian baca kan? Dan secara garis besar kalian mengerti apa yang aku mau. Maka, aku katakan sekarang bahwa, keinginanku sudah menjadi kenyataan. J Di Univeritas Islam Indonesia, aku bertemu dengan orang-orang hebat, orang-orang yang menjadikanku semakin mencintai Allah. Dari mereka aku tak merasa sendiri lagi dan dari mereka kini aku usahakan untuk menuju istiqomah mengenakan Jilbab (baca= bukan sekedar penutup kepala).
            Langkahku, Allah tujukan pada majelis yang InsyaAllah akan senantiasa dalam naungan Ridho-Nya. Aamiin. “NGOBRAS” (Ngobrolin Islam Rabu Sore). Aku rutin mengikuti kajian ini dan sampai pada akhirnya aku mengenal calon-calon penghuni Surga-Nya kelak, lebih pasti adalah para pendakwah yang InsyaAllah akan bersama-sama ada di Jannah-Nya nanti. Allahuma Aamiin.. J
            Keinginan itu kini terwujud dengan di pertemukannya aku dan mereka.
Assalamu’alaikum Ukhtii Lana. Semoga anti tersenyum membaca ini.
“Ana masih sangat ingat pesan fb yang anti kirim beberapa bulan yang lalu sebelum kita saling mengenal seperti sekarang. Pesan itu “Afwan ukh, apakah Lana boleh minta no hp Putri? Mana tahu Lana bisa nanya-nanya ke kamu.” Masih ingat? Alhamdulillah masih #Loh. :p Awalnya kita nggak saling tahu, sering jumpa, tapi tak pernah saling sapa. Karena memang tak saling tahu wajah masing-masing. Yang pada akhirnya, kita bertemu untuk menghadiri pembagian mentoring dari Jafana di Ulil Albab. Wah sekali kan, ana masih ingat semua kejadiannya? :p haha. Next, kenal-kenal-kenal-kenal dan bersahabat karena Allah sampai sekarang dan InsyaAllah sampai ke Jannah-Nya. Aamiin ya Allah. “
            Selanjutnya, Ngobras membuatku lebih akrab dengan Feby juga Debby hingga saat ini. Tak lupa juga Sas. :D dan yang paling membahagiakan kenal dengan mbak-mbak yang baik hati, tidak sombong, rajin menabung, rajin ngaji.. hehe.. :D yang beberapa hari belakangan ini aku repotkan. Pengalaman berkesan bersama mereka (baca= mbak-mbak) haha, adalah ketika aku selama 3 hari di DT (Darut Thagyr) (baca= rumah perubahan), “Kontrakanya para pendakwah sejati” merasa benar-benar punya saudara dan menjadi adik yang memiliki bukan hanya satu orang kakak, tapi banyak. Ada Mbak Ami sang mama Panda :p, ada mbak Althaf si Ibu rumahtangga :p (habis rajin sekali sih beresin rumah) hehe, ada mbak Rani si apa ya? #mikir, ah lupakan! Oh iya, si gudang penuh cerita :p, ada mbak Imas yang hobby ketawa :p, pun ada mbak Tila yang tak kalah juga hobby ceritanya :p, hehe. Saat di Darut selama 3 hari adalah pengalaman yang hebat. Kenapa? Serasa semua aktivitas adalah manfaat dan hanya sedikit mubahnya. Dari awal bangun tidur sehabis shalat subuh di isi dengan kultum sampai pada waktu setelah maghrib ada tadarus dan membaca buku yang pastinya punya manfaat.
            Aaaaa, tahu nggak mbak-mbak? Putrinya pengen balik ke DT lagi, pengen nginap bahkan tinggal disana aja deh. Hehe. Padahal baru tadi siang pulang ke kost dari DT. Semoga secepatnya bisa jadi penghuni DT dan menjadi generasinya. Aamiin. J
            Hmm, yang paling menyenangkan dari 3 hari di DT bukan hanya karena ngajinya, tapi karena sebelum tidur memegang telinga mbak Ami. :D hahaha.. Pun  saking mau nya kalau mau tidur pegang kuping mbak Ami, sampai-sampai mbak Lena bilang, “berkesan kali jumpa sama Putri hari ini mulai dari dia suka pegang telinga mbak Ami sebelum tidur sampai mbak bangunin suruh shalat subuh padahal putri lagi nggak shalat.” Hehe.. #Semua terekam jelas. J
            Allah, terimakasih atas nikmat Islam dan Iman serta nikmat yang indah ini, yaitu bisa berkumpul dengan orang-orang shaliha dan mendapatkan saudara-saudara yang berkumpul karena-Mu juga berpisah karena-Mu. Tetapkan ukhuwah ini sampai ke Jannah-Mu ya Rabbi.. Aamiin..
            Bukan hanya mbak-mbak dan Lana juga Feby, Deby, Sas yang menjadi saudaraku saat ini, tapi banyak lagi insan yang aku sayangi. Nggak mungkin di sebut satu persatukan? Hehe tapi cukuplah bagiku bahwa sesama muslim/ah itu bersaudara, jadi aku punya saudara yang banyak. J
            Khusus buat Bunda “Mei”.
Pertama-tama terimakasih sudah memberikan hadiah dan surat cintanya. Semoga yang tertulis di surat menjadi nyata adanya. Aamiin. Terimakasih juga sudah mensupport putri untuk mengenakan Jilbab. (walaupun belum maksimal) L. Dan tak lupa pula, terimakasih telah membuat Putri menangis di hari sabtu kemarin. :D hehe.
            Oia, buat mbak Rani, selamat ulang tahun mbak Raniiiiiii J Semoga umurnya selama ini dan sisa umurnya Berkah, cepat tamat, dan juga menjadi wanita shaliha yang senantiasa dirindukan Surga. Aamiin J
            Alhamdulillah, keinginan itu terwujud sudah bukan? Allah kirimkan kalian untuk menjadi penguat bagiku, Allah kenalkan aku dengan kalian karena cinta-Nya. J
Semoga ukhuwah ini terjalin lama hingga menuju Jannah-Nya. Aamiin.
Colek Ukhtii Umi, Yuni, Mbak Diah, Puspha, Devi, dll. ^^

            Buat mbak-mbak dan sahabat-sahabat Putri yang Putri sayangi, ingatkan Putri selalu kalau Putri salah dalam melangkah ya..!!! Jangan segan-segan menegur Putri, karena dengan teguran kalian, Putri akan tersenyum, sebab teguran (mengingatkan) itu menandakan bahwa kalian sayang sama Putri dan tugas Putri untuk lebih memperbaiki diri dari hari kehari. ^^ Jazakillah Katsiron J


Sleman, Yogyakarta.
Senin, 14 Januari 2012
22.35

Sabtu, 05 Januari 2013

Aku Cinta Allah dan Aku Ikhlaskan Bila Cii Greeny Berpindah Kepemilikan Menjadi Milik Orang Lain ^^

Aku tidak tahu harus ku mulai cerita hari ini dari yang kesannya indah dahulu atau dari yang membuatku masih terus meneteskan air mata sampai saat sedang mengetik untuk mengungkapkan apa yang ku rasa hari ini. Baiklah, dengan wajah yang masih belum bisa sepenuhnya tersenyum, aku akan tetap menarikan jari-jariku agar tulisan ini nantinya memberikan  manfaat untuk yang membaca.


Pagi tadi, aku bangun masih dengan semangat yang sama dari hari-hari sebelumnya, yaitu dgn berucap syukur sembari membuka jendela dgn mengatakan, "Terimakasih ya Allah, berkat Cinta-Mu, aku masih bisa menghela nafas pagi ini (lagi)." Ujarku sembari menghela nafas. Ya, inilah rutinitasku setiap pagi setelah bangun tidur atau setelah shalat subuh sudah aku laksanakan. Kebiasaan yg membuatku ttp semangat menyambut hari baru, dan siap mengukir cerita baru di hari yg baru.

Agenda hari ini bisa di bilang cukup padat, karena dari jam 07.30 - 21.00 aku full berada di kampus. Niat awal dari kemarin untuk hari ini adalah mengikuti OT (Organization Training) 1 season II dari LDF Jafanna (Jama'ah Fatan Mubina) yg sekarang aku berada didalam lembaga dakwah fakultas tsb. Jujur, sedikit malas tadi pagi untuk berangkat mengikuti OT itu, tapi dengan keyakinan diri bahwa semua akan bermanfaaat, maka aku pergi (baca = tapi tdk dgn berat hati juga ya) :) Setelah sampai disana, acara di mulai dengan baca Al-qur'an kemudian sambutan-sambutan dan penyampaian materi pertama yg di bawakan oleh Ibu Ike Agustina (dosen Psikologi UII). Beliau menyampaikan materi ttg "What  is your mission here on Earth?" Beliau menjelasskan 3 pokok inti manusia di ciptakan. 1. Untuk beribadah. 2. Menjadi Khalifah di muka bumi. 3. Menjadi da'i (pendakwah). Beliau memaparkan 1/1 dr ke-3 point ini. Yang masih terekam jelas sampai skrg adalah ttg definisi Ibadah yg beliau paparkan. Sebelum memaparkan definisi ibadah versi beliau, beliau menanyakan sebagian yg hadir diantara kami dan semua jawaban tdk ada yg sama dgn versi beliau. Sebebnarnya ingin sekali ketika beliau menanyakan ttg definisi Ibadah itu apa sih? aku mengangkat tangan namun tdk berani dan malah memilih utk lbh menunggu beliau menunjuk ke arahku utk bertanya padaku, tp sayangnya beliau tdk menanyakan definisi ibadah kpdaku, padahal jawabanku dgn versi jawaban beliau itu sama. hehe, IBADAH adalah segala aktifitas kita yg kita lakukan semata-mata hanya mengharap Ridho-Nya. ^^ Aku cuma bisa angguk2 saja ktika beliau lbh menjelaskan ibadah secara luas. :D selanjutnya beliau mnjelaskan point ke-2, tak banyak kometarku utk yg ini, hanya saja aku msh maw menuliskan apa yg di katakan beliau yg berulang kali beliau ulangi, yaitu "TUHAN TIDAK PERNAH MENGKOCOK DADU UNTUK KEHIDUPAN KITA.", ke-3 yg plg aku sukai, saat beliau berkata, "Da'i bukanlah hanya seorg pendakwah yg berdiri di atas mimbar, yg plg banyak amalannya atau sprti ustad dan ustazah, tp Da'i itu adlh simple, seseorang yg menyebarkan kebaikan kpd org lain." :)

Beliau pun menjelaskan tentang 3 kepunyaan manusia yg membedakan manusia dgn makhluk lain. 1. Akal, 2. Jasmani. 3. Hati. apa jadinya jika manusia tak punya hati? yg ada hanyalah orang2 yg berkarakter keras dan pendzholim org sekitarnya sprti Israel. Selain itu, beliau menjelaskan byk ttg rasa syukur kita sbg makhluk yg msh di beri jasmani yg sempurna, tangan yg msh utuh, dan segala macamnya, maka kenapa kita msh merasa hati kita hampa? padahal di luar sana, masih banyak org yg tersenyum lebar meskipun mereka tdk punyai tangan dgn bentuk sempurna atau utk menyebrang jalan sja dgn usia seumuran beliau hrs di tuntun dahulu. MasyaAllah,bukankah Allah itu maha kasih sayang, sahabat? begitu syg-Nya Dia pada kita shgga kita msh di berikan jasmani yg utuh dan jiwa serta hati yg msh menuntut langkah kaki menuju majelis yg insyaAllah, Allah sllu beri kebaikan di dalamnya. Aamiin. Materi pun selesai beliau sampaikan hingga banyak pelajaran dan kata-kata motivasi yg aku dapatkan saat itu. MasyaAllah sekali ya :)

Selanjutnya, setelah istirahat dan sholat, dilanjutkan dgn materi yg ke-2 yaitu ttg apa aku lupa .. hehe.. jelasnya ttg Bangsa yg harus di bangun dgn islam dan kesadaran rasa sakit atau apaaaa gitu, heheh.. masih lupa'e :D judul tak begitu penting, mari kita lgsg ke penjelasannya. Materi ke-2 di bawakan oleh Ustad Al-Fatan. Kata-kata beliau sendiri yg msh aku ingat adalah "Jika ingin mengetahui obat dari rasa sakit, maka hrs lah merasa benar-benar sakit." Maksudnya, jk ingin merasakan bahwa ada yg tdk beres dlm diri kita adalah dgn merasakan bahwa kita sedang sakit, dengan demikian kita akan mencari obat dr sakit yg kita alami, krna tdk mungkin jika tdk sakit kita mau minum obat dan pergi ke dokter. hehe.. bener bener bener :D Terus kata2 beliau juga saat menjelaskan adalah, "Al-qur'an dgn bahasa Arab itu sgt berbeda, karena bahkan ada pun dr org2 arab tdk paham akan bahasa Al-qur'an dan ada yg tdk bisa membacanya pdhal Al-qur'an adalah tulisan dgn bacaan Bahasa Arab. Allah memang Maha Kuasa atas segala sesuatu. :)
Semua materi udh d sampaikan, dan lanjut setelah shalat dan makan siang out door. gk banyak sih dr out door ini, cuma mau bilang, "dapat temen baru alhamdulillah, untuk si sapa dan saling menjaga ukhuwah." ^^

Akhirnya, sekitar jam setengah 2, acara OT berakhir dan karena hujan dan ada agenda lagi yaitu mau Rapat Panitia Permadani, maka  aku dan 2 sahabatku menunggu di GKU dan sehabis shalat ashar beranjak pergi ke Lem UII utk rapat. Nah, pas di jalan melewati parkiran kedokteran aku seketika ingat "Cii Greeny" (baca= sepeda hijau kesayanganku) yg aku letak di parkiran ini dan sekarang sudah tidak ada. Aku pun mencoba mengingat detail kejadiannya, Ya, aku naik sepeda ke kampus hari jum'at kemarin untuk Mentoring juga ikut Kajian Kemuslimahan Jafanna, tapi ketika pulangnya aku malah jalan berdua dengan Debby(sahabatku). Akhirnya aku sadar, bahwa sepedaku sudah tidak ada lagi di parkiran itu, dengan rasa cemas langsung deh aku samperin satpam penjaga parkiran dan menanyakan, "pak, lihat sepeda warna hijau dari kemarin di sini gk?" pak satpam pun menjawab, "Nggak'e mbak, gk ada." Rasanya kayak apa ya? pengen nangis, tp tertahan, pengen marah sama diri sendiri karna lupa, tp hati msh blg jangan emosi. akhirnya, dengan gelisah aku ikuti rapat sampai selesai. 1 kalimat dr mbak Tuti yg msh aku ingat saat aku cerita kalau sepedaku hilang. Dia bilang gini, "Hayoo, coba ingat2 lagi apa kurangnya Putri sampai Allah menghilangkan sepedanya? Evaluasi diri coba..!!" Seketika cuma bisa diam dan mencoba mengalihkan pikiran dr hilangnya sepeda itu dgn trus ajak mbak Tuti ngobrol. Dan pada akhirnya selesai rapat, aku pulang dengan Arni (teman kepanitian Permadani jg) dan sampai kost dengan keadaan yg sangat kecewa sama diri sendiri yg karena lupa mengakibatkan aku hrs kehilangan si Greeny (sepeda kesayanganku). :'( Aku awalnya msh tak mau menangis dan mencoba trus Ikhlas dgn dukungan Ukhti Lana lewat komentarnya dr kiriman twitku yg ada di Fb. terus aku update sttus kalau sepedaku hilang dan Ayah mengomentarinya.
Isi komentar itu,

  • Bastian Margolang Kalau memang diambil orang.... Ndak apa apa.... Alhamdullilah masih diberikan cobaan.... Semoga bermanfaat bagi yang mengambilnya
  • Rizki Putri Ramadhani Margolang Ayah gk marah? Ini yg kedua kalinya mbak kehilangan benda yg harganya bukan tidak mahal dan itu karena keteledoran mbak.. mbak lupa kemarin klw prgi ke kampus naik sepeda, tp plg nya krna lupa mbak jalan bareng teman. baru ingat td sore pas lewat dr parkiran klw semalam mbak bawa sepeda ke kampus, tp pas mbak tanya sama satpamnya, mreka jawab gk tahu.. Ayah gk marah kan? Maaf ya yah.. 
  • Bastian Margolang Iklas aja..... Dibalik kesusahan pasti ada kemudahan..... 2 kali Allah firmankan
  • Rizki Putri Ramadhani Margolang ikhlasnya insyaAllah bisa yah, cuma masih merasa bersalah krna lupa membawanya pulang lagi.. 

    Mbak bangga punya Ayah dan mami yg hebat .. Mami gk marah kan dgr kabar ini? Maaf gk mbak angkat telfonnya, krna gk berani.. 
  • Bastian Margolang Ya sudah..... Kan sudah terjadi... Dan ndak mungkin terulang lagi.... Jadi kalau terus dipikiri hati jadi sakit dan yang ada malah ndak konsen.... Yang terpenting fokuskan belajarnya...

    Karena komentar inilah aku menangis, padahal awalnya gk ada niat mau nangis yg ada belajar buat Ikhlas. Aku menangis krna terharu, sebab apa? Aku memiliki Ayah yg begitu sangat pengertian dan tidak marah ketika utk keddua kalinya aku kehilangan bendaku yg harga dari benda2 itu bukan tidak mahal. Aku bangga memiliki Ayah dan Mami seperti mereka, yg mengajarkanku arti sebuah keihklasan :) 

    Dan saat ini, hatiku sudah tenang. Berkat semangat dari ukhti Lana dan Bunda Mei juga nasehat2 Ayah dan Mami lewat fb dan BBM.. Aku mencinta-Mu ya Allah, terimakasih untuk semua yg telah Engkau berikan. Pelajaran hari ini sangat berharga dan berkesan. Aku bersyukur krna Engkau msh menitipkan kepadaku org2 yg Aku sygi dan menyayangiku, meskipun hanya sebatas penyemangat bagiku. Mbak Tuti dan Mbak Tiwi, makasih atas kalimat evaluasi dirinya. ^^ , buat Lana, Febi, Deby, juga Arni terimakasih sudah menyemangatiku. Dan terkhusu untuk Ayah dan Mami, aku bangga menjadi anak yg dr didikan kalian aku bs menjadi seperti ini, sekali lagi maaf atas keteledoran dan kelupaan mbak yg menyebabkan sepedanya ilang. :)

    "ALLAH, AKU SUNGGUH MENCINTAI-MU" ^^ TERIMAKASIH TELAH MENGAJARKAN AKU BANYAK HAL TENTANG KEHILANGAN DAN KEIKHLASAN JUGA KEHIDUPAN.. :')

Jumat, 04 Januari 2013

Surat Cinta untuk Sang Mahacinta :)


Surat Cinta untuk Sang Mahacinta
Bicara tentang cinta adalah hal paling diminati tiap remaja dan tak ku pungkiri, aku adalah salah satu di antaranya. Cinta, teman-temanku kebanyakan menyebutnya adalah sebuah keindahan dengan rasa yang unik yang Tuhan anugerahkan kepada tiap hamba-hamba-Nya, tapi tak jarang pula ada yang beranggapan cinta adalah satu kata yang membuat hidup mereka penuh derita. Ah, sejenak aku menghembuskan nafas dan berbisik pada hati untuk mendefinisikan cinta itu secara logikaku. Ya, aku dapati makna cinta, satu rasa yang terasa namun tak terlihat, yang memberi motivasi untuk melakukan apa saja, asal yang di cintai bisa bahagia karena kita, tak mengenal baik atau buruknya jika landasannya adalah nafsu belaka. Ini definisi cinta kepada lawan jenis yang aku logikakan dengan landasan fenomena zaman sekarang.
Namun cinta yang aku miliki dahulu, tidak seperti yang aku logikakan, tetapi malah mengajarkanku tentang sebuah keikhlasan, pengorbanan dan kebijaksanaan dalam menentukan keputusan. Keputusan yang akhirnya membawa  sang gadis kecil ini mengerti tentang aplikasi dari rasa cinta dan mengambil keputusan untuk memberikan besar cintanya hanya kepada sang Mahacinta, sehingga dia berani menentukan jalan hidupnya untuk tidak lagi mau mengenal –pacaran- sebelum menikah. J
Malam ini, aku mencoba mengingat-ingat kejadian tentang cinta itu sendiri yang aku alami kurang lebih 1 tahun yang lalu yang ceritanya cukup membuatku mengerti, mengapa Dia menitipkan rasa kecewa dan rasa sakit yang amat dalam pada hati sang makhluk kecil-Nya yang sedang beranjak usia ke-17 tahun. Inilah mengapa Dia menitipkan rasa sakir itu.
“Putri” panggil aku dengan sebutan ini! J
“Manis.” Gumamku dalam hati setelah melihat seorang cowok yang tinggi, kurus, kelihatan keren dengan kemeja iris-iris yang di kenakannya mulai memasuki kelas bimbel kami.
“Lihatin siapa hayooo?” tanya teman disebelahku.
“Hah?” dengan polosnya aku tersadar karena si kawan tiba-tiba mengagetkan lamunanku.
“Jaga mata, Put!” ingatnya padaku.
“Hehe, manis sih. Ramah juga deh kayaknya.” Jawabku dengan senyum simpul sembari mata masih sedikit curi-curi pandang kepadanya.
            Setelah dia masuk, pelajaran bimbel dimulai dan pulang. Bertemu dengan cowok cakep yang manis dan berwajah ramah membuat bimbel di hari pertama mengasyikkan, apalagi tahu kalau bakal satu kelas terus sampai dengan SNMPTN diadakan. J
“Cinta pada pandangan pertama?” gumamku dalam hati (lagi) saat meletakkan tas dan beranjak untuk memanjakan diri sejenak di kasur. Hah, terlampau cepat bahkan itu adalah hal konyol dan tidak masuk akal bila jatuh cinta hanya karena pandangan pertama yang meneduhkan mata.
“Cinta tak segampang karena tatapan saja, Putri.” Lagi dan lagi bisikan itu muncul dari hati.
Aku kembali heran kalau sudah begini rasanya. Apa iya ini rasa cinta? Karena kan biasanya, seseorang menaruh suka, sayang, apalagi sampai cinta sebab sudah mengetahui sifat-sifatnya dan sudah saling kenal, nah aku? Yang aku rasakan sama sekali bukan karena saling kenal, malah tahu nama saja pun tidak.
            Hari-hari aku jalani tetap dengan rasa yang aneh, jantung berdetak kencang ketika melihat dia, lebih kencang lagi kalau berselisih jalan, lebih akan kencang lagi kalau bersebelahan dengannya. Oh Tuhan, rasa apa ini? Tidak, ini hanya rasa kagum semata tanpa harus ada keinginan memiliki. Sudah cukup, cukup karena mencintai, aku jadi makhluk terlebay yang sok puitis dengan kata-kata cinta yang aku rangkai. Hehe J
            Sampai pada hari dimana aku bisa mengetahui siapa namanya, apa nama FB nya dan dimana dia tinggal serta dimana dia sekolah. Ya, informasi itu, aku dapat dari banyak temanku yang satu persatu mendukungku untuk lebih dekat dengan sosok si “manis” berwajah teduh itu. Hihihi.. :D

“Namanya -Wan Aprilio Ar-Rizky- biasa dia di panggil Kiky, Wan, dan bisa juga Rizky. Dia sekolah di SMA Nusantara, kelas XII Ipa 2, suka musik, jago bahasa inggris bahkan sedang mengajar bimbel anak-anak SD sampai SMP di Bimbingan Belajar Gadjah Mada di selang kesibukan sekolah dan juga bimbelnya sendiri, terus dia itu lagi les piano, ngefans sama Kevin Vierra, suka becanda, dan ramah.” Sekilas info dari temanku yang ternyata temannya teman aku adalah sespupunya yang bersangkutan. Bingungkan? :p hehe

            Akhirnya, akibat kejahilan sahabat sebangkuku di kelas dan teman-temanku, aku mengenalnya lebih dekat, sering telfonan dengannya hampir tiap malam dengan topik yang berbeda-beda, tapi saat itu dia tidak mengenal siapa aku dan bagaimana rupaku. Dengan kata lain, dia belum pernah melihat bagaimana sosokku secara langsung, tanpa dia sadar selama ini kami sudah saling bertemu, tapi dia tak pernah memperhatikan siapa yang selama ini memperhatikannya. Ya, aku mencintainya dengan diam-diam. J
“Bagaimana PDKT nya sama Wan, Put?” tanya Nisa (baca= sahabat sebangkuku dikelas)
“Menurut kamu?” jawabku sembari memperlihatkan senyum lebarku.
“Cieee, tadi malam masih telfonan juga kah?”
“Masih dong, dan tahu nggak? Ternyata kami itu selain hampir memiliki kesamaan di nama, kami juga sama-sama anak pertama. Dia anak cowok satu-satunya dari 3 bersaudara sementara aku anak cewek satu-satunya pun dari 3 bersaudara.” Jelasku dengan penuh semangat.
“Cie cie cieee.” Satu gengku serempak mengejekku dan aku cuma bisa mesem-mesem nggak jelas.. hehe.. Ya, aku punya geng atau bisa di bilang para sahabat yang berjumlah 9 orang, yang semua adalah cewek. Satu sahabat yang paling dekat denganku adalah sebangkuku. Sahabat yang mencomblangiku agar dekat dengan si Wan.
            Waktu berjalan dengan indahnya sehingga aku larut dalam rasa yang sebenarnya aku membenci rasa itu, kalian tahu? Rasa cinta yang bisa dengan mudahnya mengikis rasa cintaku kepada Allah. Waktu itu, kerap kali hatiku berkata aku mencintanya karena Allah, tapi pada akhirnya dia yang aku cintai, begitu saja menghilang tanpa alasan yang aku tidak tahu pasti karena apa dan yang pada akhirnya aku harus mengakui bahwa aku mencintai orang yang salah dan mengambil pelajaran, bahwa Allah menitipkan rasa cintaku untuknya, semata-mata adalah agar mata dan hatiku terbuka lebar untuk menyadari betapa salahnya aku jika melampiaskan cinta dengan berharap menjadi pacarnya atau betapa sangat bodoh jika masih mencintainya dan berharap dia membalas rasa cintaku yang akhirnya aku menelan pil pahit setelah tahu, bahwa rasa cintanya ternyata untuk orang yang selama ini aku percaya. Kalian tahu siapa yang aku maksud bukan? J
            Aku masih mengingat tepat hari apa mereka bertemu tanpa sepengetahuanku, meskipun aku memang bukan siapa-siapanya Wan yang harus tahu dia sedang bertemu dengan siapa dan dimana. Hingga satu kalimat kejujuran terucap dari bibir manisnya sahabatku (yang aku percayai selama ini) dikeesokkan harinya di kelas, “Aku kemarin ketemuan sama Wan, Put. Kami ngobrol bareng tentangmu loh.” Ungkapnya.
“Oh ya?” responku dengan bibir senyum sedikit terpaksa saat itu meskipun ada embel-embel ngobrol tentangku.
Yang pada saat sebelum Wan bertemu denganku, ternyata dia bertemu dengan sahabatku terlebih dahulu. Dan disinilah kedekatan mereka semakin dekat dan rasa cinta antara mereka bermula. Tepatnya hari jum’at sepulang sekolah. Nyesek, benar-benar nyesek yang aku rasakan saat itu, cemburu, sakit, kecewa, meskipun iya belum ada hubungan pacaran di antara aku dan Wan. Aku memang tidak berhak memiliki rasa cemburu, tapi aku takut jika ketakutanku selama ini menjadi kenyataan yang sudah pasti kalau jadi nyata akan terasa sakit sekali rasanya. Tiba-tiba suara hati itu muncul dan bertanya lagi, “Bukankah awalnya kamu berkata mencintai Wan karena Allah, Putri? Maka meskipun sakit yang terasa, ikhlaskanlah dan tersenyumlah karena Allah sayang kepadamu dan Dia tak mau kamu menduakannya dengan terus mencintai orang yang salah.” Aku mendadak badmood dan dari hari itu aku menjadi sosok yang lain, yang awalnya ramah menjadi pemurung, yang ceria menjadi pendiam dan yang suka becanda menjadi sensitif. Persahabatan yang hampir terjalin 2 tahun itu terasa mulai hilang keharmonisannya, mulai dari cacian sahabatku di jejaring sosial karena menganggap aku menjelekkan namanya di depan teman-temannya sebab kedekatannya dengan Wan, sampai dengan tak saling bertegur sapa meskipun kami sebangku yang berjalan hampir 1 bulan lamanya. Sampai pada suatu hati aku memulai untuk berbicara dengannya, tepat di depan mushola dan aku masih mengingat apa yang aku katakan padanya dulu. “Masih kekeh dengan keadaan ini? Nggak capek terus-terusan diam karena hal sepele, nis?” tanyaku dengan wajah sedikit menyesal. Aku lantas menjelaskan kesalahpahaman dia terhadapku dan meluruskan semua permasalahan hingga dengan mudahnya dia mencaci maki aku di status facebooknya, yang mengatakan aku munafik, aku ingin menjelekkannya, aku sok alim, aku sok tegar dan segala macamnya. Setelah aku selesai menjelaskan semuanya, dia memelukku dan meminta maaf karena sudah memaki-maki sampai memblokir aku dari pertemanan facebooknya.
“Aku mau cerita sama kamu, tapi jangan kecewa ya, Put.” Ujar Qeyzz (teman segengku)
“Bilang aja, isnyaAllah aku siap mendengarnya.” Jawabku sedikit tersenyum. Yang sebelum dia bercerita, perasaan tidak enak dan dugaan cerita yang akan di sampaikannya adalah tentang kedekatan Wan dengan Nisa dibelakangku.
“Kemarin, aku lihat Wan sama Nisa boncengan lewat Nusantara nggak tahu mau kemana.”
Aku terdiam, ingin meneteskan air mata namun tertahan karena malu. Yang terbesit dalam hati hanya kalimat, “Kan, benar apa dugaanku.”
“Oh, mungkin ada keperluan apa gitu sampai si Nisa jalan bareng Wan.” Jawabku dengan nada sedikit melemah dan berusaha tetap mengontrol diri dengan berpositif thinking. Selang beberapa menit aku menghampiri Nisa dan memberanikan diri menanyakan kabar yang dibawa Qeyzz.
“Kemarin jalan bareng Wan ya, Nis?”
“Hah?” dengan sedikit terkejut kemudian dia menjawab “Iya, put.” Dengan wajah datar.
“Ada keperluan apa? Hayoooo, jangan-jangan kaliaaann?” aku menyimpan rasa kecewaku.
“Haha, nggak kok, kemarin aku minta temenin dia, buat ngantar aku ke tempat servis laptop karena laptop aku rusak.”
“Ooo.” Responku dengan senyum simpul. Padahal jauh di dalam hati aku bertanya, dari begitu banyak teman cowok yang dia kenal, kenapa harus Wan yang di mintanya untuk menemani mencari tempat servis laptop? Dia punya banyak teman cowok yang hampir semuanya menyukainya karena dia berparas lebih cantik daripada aku, tapi kenapa harus dengan Wan? Aku semakin kecewa.
            Sebulan kemudian, sampai suatu hari pertemuan yang tidak aku pikirkan sebelumnya pun terjadi. Aku, Wan dan Nisa bertemu, yang pada saat itu ketika sedang menunggu angkot untuk pulang, tiba-tiba Nisa memanggilku dan berjalan menghampiriku bersama Wan. “Apa ini? Akankah hari ini semua yang disembunyikan akan di ungkap?” tanyaku dalam hati.
“Ya? Ada yang mau di omongin?” tanyaku saat mereka tiba di depanku.
Seketika suasana hening. Dan aku mengambil inisiatif untuk memulai karena aku tahu apa yang akan mereka ungkapkan sebelum mereka mengatakan dengan jujur semuanya.
“Mau bilang kalau kalian sudah jadian? Sudah pacaran? Dan kamu, Wan, udah tahu kalau Aku selama ini menyukai kamu?” dengan lantang semua itu aku ucapkan dan lagi-lagi dengan tersenyum aku menyembunyikan bahwa apa yang aku rasakan saat itu benar-benar sakit. (Betapa dangkalnya ilmu agamaku pada saat itu) L
“Maaf, Put.” Cuma kata ini yang keluar dari bibir sahabat yang selama ini aku percaya, (baca = yang awalnya berniat mencoblangkanku dengan Wan).
“Nggak masalah kok, apa dengan semua kata maaf keadaan akan berpindah alih menjadikan Wan pacarku? Tidakkan?” ungkapku masih dengan senyuman.
“Maaf banget ya, Put.” Ucap Wan padaku sembari menjulurkan tangannya.
“Nggak masalah kok, semua udah nggak ada lagi yang harus di permasalahkan.” Jawabku sembari menyambut uluran tangannya.
Nisa tetap terdiam dan menatapku penuh dengan sorotan mata yang artinya aku pun tak tahu, antara menyesal atau antara kasihan melihatku menangis di dalam hati.
“Udahkan? Masalah selesai bukan? Selamat ya udah jadian, semoga langgeng.” Ucapku sembari pamitan kepada mereka sambil menyetop angkot yang lewat dan pulang dengan rasa kecewa.
            Kalian bisa rasakan apa yang aku rasa? Saat cinta di balas dengan pengkhianatan, baik dari yang dicintai maupun sahabat sendiri. Dari cinta yang lalu itu, aku belajar pengorbanan, keikhlasan melepas dan pada akhirnya aku hidup dengan bayang-bayang masa lalu yang menyebabkan sampai sekarang aku takut jika menaruh cinta tulus kepada yang mulai aku sukai. Dari kejadian itu pula aku membenci diriku jika aku mulai suka kepada seseorang, karena apa? Aku takut rasa itu akan mengikis rasa cintaku kepada Sang Mahacinta. Ternyata bisikan nurani yang kerap kali muncul saat aku tahu cintaku tak terbalas memang  tak pernah salah, “Cukuplah aku tahu, bahwa Allah tidak mau aku menduakan-Nya.” Kini, aku pun menyadari, rasa kecewa yang Allah titipkan di dalam dada sampai saat ini mengajarkanku arti ketulusan, mengajarkanku apa itu mencintai karena-Nya dan mengajarkanku bahwa pacaran hanyalah satu ladang maksiat penuh dengan keindahan namun membawa murka-Nya, pun bukan jalan terbaik untuk mengaplikasikan rasa cinta. Aku tidak mau murka-Nya ada buatku, aku lebih baik sendiri menunggu sembari memperbaiki diri untuk mendapatkan imam yang shalih daripada harus menyibukkan diri untuk pacaran dengan orang yang belum tentu menjadi imamku kelak. Hingga aku putuskan, surat cinta dan lantunan syair-syair indah yang aku ciptakan dengan penuh cinta hanya akan aku persembahkan untuk-Nya di setiap sepertiga malamku atau di setiap keindahan pagi lewat dhuhaku. Allah, izinkan aku tetap istiqomahkan diri untuk  meletakkan cinta tertinggiku hanya untuk-Mu dan izinkan aku menikah tanpa pacaran, sebab aku percaya Engkau telah menetapkan imamku kelak adalah yang shalih apabila aku disini sibuk dengan menshalihakan diriku. Terimakasih telah menitipkan luka yang meskipun luka itu sampai sekarang masih membekas jelas, tapi berkat luka itu aku belajar banyak hal tentang cinta yang seharusnya aku miliki, yaitu cinta hakiki hanya untuk-Mu, yang dengan cinta itu hidupku akan lebih indah dan terjaga karena aku adalah seorang wanita. J Allah, jaga mereka, meskipun mereka masuk ke dalam daftar nama orang-orang yang membuatku takut jatuh cinta dengan landasan tulus hingga saat ini...!! J